Minggu, 25 Desember 2011

Bagaimana Anda Memperlakukan Al-Qur'an?

Bagaimana Anda Memperlakukan Al-Qur'an?

Nadirsyah Hosen

Al-Qur'an memperkenalkan dirinya sebagai "Kitab yang tiada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa" (Qs 2: 2). Artinya, kitab suci Al-Qur'an merupakan petunjuk dan pegangan hidup kita. Persoalannya sekarang, bagaimana sebenarnya kita memperlakukan Al-Qur'an dalam hidup kita?

Buat sebagian kecil dari kita Al-Qur'an dipandang seolah-olah sebagai "jimat" yang kalau ayat tertentu dibaca maka akan menimbulkan hal yang luar biasa, buat sebagian dari kita Al-Qur'an hanyalah merupakan objek ilmiah yang pantas utk dikotak-katik ayatnya satu demi satu, buat sebagian lagi dari kita mungkin saja Al-Qur'an merupakan sumber "legitimasi", dalam arti kita gunakan akal pikiran kita utk memecahkan atau menjelaskan masalah lalu kita cari justifikasinya dalam ayat Qur'an.

Apakah cukup al-Qur'an kita perlakukan demikian? Bukankah ia merupakan kitab petunjuk? Sebagai kitab petunjuk berarti al-Qur'an merupakan sumber inspirasi dan sumber bagi hidup kita. Pernahkah kita bila menghadapi masalah kita pecahkan dengan membaca Qur'an? Sudikah kita disaat mendapat banyak rezeki kita syukuri rezeki itu dengan membaca al-Qur'an? Maukah kita disamping membaca koran dan email tiap hari juga mau membaca al-Qur'an setiap hari? Pernahkah kita introspeksi perjalanan hidup kita dengan melihat kandungan ayat suci al-Qur'an sebagai "hakim"nya? Pada umur berapa kita mulai tertarik dengan al-Qur'an dan bersedia menelaah ayat demi ayatnya?

Saya percaya karena Al-Qur'an merupakan kitab petunjuk bagi kita, maka siapapun kita dan apapun background pendidikan kita, maka kita memiliki hak yang sama utk mengakses kitab suci Al-Qur'an. Sudahkah kita gunakan hak kita itu dengan sebaik-baiknya?

Membaca Al-Qur'an merupakan syarat pertama untuk menjadikan kitab suci ini sebagai petunjuk hidup kita. Bisakah kita menjadikan al-Qur'an sebagai petunjuk, namun amat jarang kita membacanya?

Konon, Iqbal kecil dibisiki oleh Ayahnya, "Bacalah Qur'an seakan-akan ia diturunkan untukmu". "Sejak saat itu," kata Dr. Muhammad Iqbal--cendekiawan besar asal India, "setiap aku membaca al-Qur'an seakan-akan Al-Qur'an berbicara padaku!"

Maukah kita meningkatkan kedudukan kita, dari sekedar membaca al-Qur'an sampai "berbicara" dengan Al-Qur'an?

Maha Benar Allah dengan Segala Firman-Nya



Help file produced by WebTwin (www.webtwin.com) HTML->WinHelp converter. This text does not appear in the registered version.

Game Mendarat di Bulan


TRAINING GAME

Mendarat di Bulan

Anda adalah awak pesawat ruang angkasa yang melakukan misi ke planet bulan. Semua berjalan lancar sampai akan melakukan pendaratan di permukaan bulan. Tiba-tiba, pesawat pendarat anda rusak dan jatuh melenceng sejauh 20 mil dari titik pendaratan. Anda sendiri selamat dan tidak cedera, tapi pesawat pendarat anda rusak total. Kini Anda dihadapkan pada masalah : bagaimana bisa bergabung kembali dengan pesawat induk yang menanti di luar orbit bulan ?
Hanya ada satu jalan: berjalan sejauh 20 mil ke titik pendaratan yang sudah direncanakan dan dari sana baru anda bisa menghubungi pesawat induk untuk mengirimkan pesawat penolong darurat. Lalu, anda periksa pesawat pendarat anda yang rusak tadi, siapa tahu masih ada sesuatu yang bisa anda bawa sebagai bekal dalam perjalanan. Ternyata, hanya ada 15 jenis barang yang masih utuh.
Nah, tugas anda sekarang adalah memilih di antara ke 15 jenis barang tersebut : mana yang paling penting dan mesti anda bawa dan mana yang tidak? Caranya adalah dengan memberi nomor urut pada setiap jenis barang yang sekaligus menunjukkan prioritasnya. Artinya: jenis barang yang anda beri nomor urut 1 adalah jenis barang yang paling penting dan mutlak anda butuhkan, demikian seterusnya sampai jenis barang yang anda beri nomor urut 15 adalah jenis barang yang anda anggap paling tidak penting dan karena itu boleh saja anda tinggalkan dan buang. Tentu saja, anda harus punya alasan untuk menyatakan mana barang yang paling penting dan mana yang tidak. Jadi, hati-hatilah memilih, karena ini menyangkut soal mati-hidup anda sendiri. Dan di bumi banyak orang menantikan kepulangan anda dengan selamat.
Baik, 15 jenis barang yang harus anda pilih itu adalah sbb :
Keputusan Sendiri

Keputusan Kelompok
___________
KOREK API (geretan) 1 kotak
___________
___________
SARI MAKANAN KALENG 1 kaleng
___________
___________
TALI NILON 35 meter
___________
___________
KAIN PARASUT SUTRA 1 gulung
___________
___________
ALAT PEMANAS PORTABLE 1 unit
___________
___________
PISTOL COLT FN-35 mm 1 buah
___________
___________
SUSU BUBUK KERING 1 kaleng
___________
___________
TABUNG OKSIGEN 2 buah
___________
___________
PETA KONSTELASI BULAN 1 set
___________
___________
PERAHU PELAMPUNG KARET 1 bh
___________
___________
KOMPAS MAGNETIK 1 buah
___________
___________
AIR BERSIH 1 tabung (5 liter)
___________
___________
PISTOL ISYARAT  buah
___________
___________
KOTAK P3K berisi jarum suntik
___________
___________
RADIO GELOMBANG FM bertenaga matahari 1 unit
___________
LEMBAR PENILAIAN “Mendarat di Bulan” Kunci Jawaban NASA

Jenis Barang
Jawaban
Alasan
Korek Api
15
Tidak ada gunanya, tidak ada udara (oksigen) di bulan
Sari makanan
4
Untuk penyambung hidup sementara waktu sampai jangka tertentu
Tali Nilon
6
Dapat digunakan sebagai alat pembantu di daerah terjal
Parasut Sutra
8
Bisa saja dimanfaatkan sebagai alat pembung-kus peralatan lainnya
Alat Pemanas
13
Permukaan bulan pada sisi yang terang sudah bersuhu panas
Pistol FN-45
11
Barangkali letusannya bisa digunakan sebagai alat dorong tubuh
Susu Bubuk
12
Tak bisa diminum karena perlu air dan udara untuk melarutkannya
Tabung oksigen
1
Alat kehidupan (bernafas) utama & di bulan memang tak ada udara
Peta Bulan
3
Pedoman arah utama, tak ada yang lain
Perahu Karet
9
Bisa digunakan untuk alat angkut barang yang lainnya
Kompas Magnetik
14
Tak ada gunanya, bidang magnetis bulan berbeda dengan bumi
Air Bersih
2
Alat kehidupan utama sesudah udara untuk metabolisme tubuh
Pistol Isyarat
10
Tak ada gunanya, tak ada udara di bulan
Kotak P3K
7
Isinya memang tidak perlu, tapi kotaknya mungkin berguna
Radio FM Solar
5
Alat komunikasi utama

Penilaian :
Ø  Cari selisih nilai antara jawaban Anda dan jawaban NASA untuk setiap jenis barang (ingat ! Selisih adalah positif). Lalu jumlahkan. Itulah nilai Anda.
Ø  Cari nilai pribadi dan nilai kelompok
Ø  Nilai : 0 – 20 = Sempurna, 21 – 30 = Bagus, 31 – 40 = Cukup, 41 – 50 = Kurang, 50 lebih = Jelek
Ø  Apakah nilai kelompok lebih baik dari nilai pribadi ?? Jika tidak berarti kerjasama kelompok lebih buruk dari kerja pribadi.

Menjadi Mentor Sukses


114 TIPS MUROBBI SUKSES
Panduan untuk para pembina, mentor,
naqib dan mereka yang ingin berhasil
memimpin kelompok kecil
(Satria Hadi Lubis)

TIPS PERSIAPAN
1. Luruskan niat Anda
2. Jangan lupa mempersiapkan materi
3. Catat apa yang akan Anda bicarakan dengan mad’u
4. Persiapkan fisik Anda
5. Tingkatkan kepercayaan diri Anda
6. Belajarlah jadi murobbi dengan mad’u yang derajatnya lebih “rendah”
7. Siapkan materi cadangan
8. Simpan stock materi seperti dokumen berharga
9. Sabarlah terhadap proses perkembangan mad’u
10. Beri angka 10 di dahi mad’u
11. Yakin akan sukses membina

TIPS MENINGKATKAN KREDIBILITAS DAN WIBAWA
12. Tambah pengetahuan Anda
13. Tambah pengalaman Anda
14. Katakan tidak tahu, jika memang tidak tahu
15. Jangan terlalu banyak bercanda
16. Hapal beberapa ayat/hadits “favorit”
17. Berikan informasi eksklusif
18. Jangan mau dibayar
19. Berikan keteladanan dengan kesederhanaan
20. Hati-hati dalam berpendapat
21. Manfaatkan keterampilan khusus Anda
22. Jaga bau badan Anda
23. Hati-hati dengan bau mulut Anda
24. Jangan banyak mengeluh di depan peserta (selalu terlihat optimis)
25. Penuhilah janji Anda
26. Jangan menjelek-jelekkan mad’u di depan mad’u lain
27. Jangan suka mengumbar kemarahan
28. Jangan tegur mad’u di depan umum

TIPS MENARIK SIMPATI MAD’U
29. Senyumlah!
30. Hindari perdebatan
31. Sering-seringlah memuji mad’u
32. Jika diundang mad’u, hadirlah
33. Jenguk mad’u jika tertimpa musibah
34. Jangan sungkan meminta maaf, jika salah
35. Sempatkan untuk ber “say hello” melalui telekomunikasi
36. Katakan sesering mungkin, “I Love You”
37. Berikan hadiah kepada mad’u
38. Silaturahmi ke rumah mad’u
39. Buatlah “setoran” sebanyak mungkin
40. Tempatkan diri Anda sebagai sahabat mad’u
41. Pandanglah wajah mad’u
42. Bantu kesulitan keuangan mad’u, walau sedikit
43. Biasakan berjabat tangan dan memeluk mad’u
44. Jangan menggunakan telpon atau SMS untuk menegur mad’u
45. Jangan memotong pembicaraan mad’u

TIPS MEMAHAMI MAD’U
46. Sempatkan waktu untuk mengobrol sebelum atau setelah halaqah
47. Tanyai perkembangan mad’u melalui temannya
48. Biarkan mad’u mengetahui diri Anda
49. Miliki kemampuan mendengar
50. “Kencan” di luar halaqoh
51. Lakukan acara perkenalan berkali-kali
52. Penuhi kebutuhan mad’u

TIPS MENUMBUHKAN SOLIDARITAS
53. Libatkan mad’u dalam pemecahan masalah
54. Ajak mad’u dalam kegiatan Anda
55. Buat atribut bersama
56. Terbukalah terhadap ide-ide baru mad’u
57. Jangan biarkan ada mad’u yang terlalu mendominasi
58. Beri mad’u kesempatan untuk menyatakan kritik
59. Lakukan acara makan bersama

TIPS MENINGKATKAN DISIPLIN
60. Jangan suka bolos, kecuali jika uzur syar’i
61. Jika tidak hadir, beri tugas kepada mad’u
62. Buat aturan sangsi dan jalankan secara konsisten
63. Cegah kesalahan mad’u sedapat mungkin
64. Maafkan kesalahan mad’u
65. Jangan sering datang terlambat
66. Buat mereka agar taat kepada Anda
67. Jangan pilih kasih!
68. Jangan bosan mentaujih kedisiplinan
69. Jangan sungkan menegur mad’u
70. Tanyakan peserta yang tidak hadir secara terbuka
71. Jangan merasa terlalu berhutang budi dengan mad’u

TIPS MEMBERIKAN TUGAS
72. Berikan tugas secara berangsur
73. Jangan memberikan tugas terlalu banyak
74. Jangan terlalu sedikit memberikan tugas
75. Beri tugas secara adil, termasuk kepada mad’u yang pernah gagal
melaksanakan tugas

TIPS MENINGKATKAN RUHIYAH
76. Buat evaluasi yaumiah
77. Dekatkan diri Anda kepada Allah
78. Berwudhulah sebelum mengisi halaqah
79. Lakukan sholat fardhu berjama’ah
80. Lakukan doa bersama

TIPS MENDINAMISKAN SISTEM HALAQAH
81. Miliki kemampuan komunikasi
82. Buat “rapot” mad’u
83. Buat agenda acara khusus untuk infaq
84. Buat jaringan komunikasi (jarkom)
85. Buat berita acara halaqah (sekaligus catat materi yang telah diberikan)
86. Lakukan rotasi mad’u
87. Berikan materi sesuai kebutuhan
88. Lakukan “sarasehan” halaqah bersama mad’u
89. Jangan adakan pertemuan halaqah di tempat yang berisik
90. Buat agenda acara dan jalankan dengan konsisten
91. Buat program kerja untuk periode tertentu
92. Delegasikan sebagian tugas Anda di halaqah
93. Jangan tinggalkan mabit!
94. Sempatkan waktu untuk rihlah
95. Sesekali adakan acara mukhoyyam
96. Berikan tugas yang memberikan kesempatan berkreasi
97. Lakukan variasi agenda acara
98. Lakukan variasi metode belajar
99. Lakukan variasi media belajar
100. Ubah tempat pertemuan
101. Ubah waktu pertemuan

TIPS LAIN-LAIN
102. Miliki kemampuan diplomasi
103. Temui dan kembangkan potensi mad’u
104. Jangan menunda memecahkan masalah
105. Tumbuhkan kemandirian mad’u
106. Pindahkan mad’u, jika Anda tidak cocok dengannya
107. Jangan biarkan mad’u mengidolakan Anda
108. Tumbuhkan kepercayaan diri mad’u
109. Jangan terpengaruh dengan jumlah kehadiran mad’u
110. Jangan merasa memiliki mad’u
111. Berilah harapan surgawi dan duniawi
112. Ingatkan mereka agar selalu ikhlas
113. Rangsang mad’u untuk berdakwah dan memiliki binaan
114. Latih terus kreativitas Anda

Penulisan Al-Qur'an Dan Pengumpulannya

Penulisan Al-Qur'an Dan Pengumpulannya  
Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Penulisan dan pengumpulan Al-Qur’an melewati tiga jenjang

Tahap Pertama.
Zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pada jenjang ini penyandaran pada hafalan lebih banyak daripada penyandaran pada tulisan karena hafalan para Sahabat Radhiyallahu ‘anhum sangat kuat dan cepat di samping sedikitnya orang yang bisa baca tulis dan sarananya. Oleh karena itu siapa saja dari kalangan mereka yang mendengar satu ayat, dia akan langsung menghafalnya atau menuliskannya dengan sarana seadanya di pelepah kurma, potongan kulit, permukaan batu cadas atau tulang belikat unta. Jumlah para penghapal Al-Qur’an sangat banyak

Dalam kitab Shahih Bukhari [1] dari Anas Ibn Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus tujuh puluh orang yang disebut Al-Qurra’. Mereka dihadang dan dibunuh oleh penduduk dua desa dari suku Bani Sulaim ; Ri’l dan Dzakwan di dekat sumur Ma’unah. Namun di kalangan para sahabat selain mereka masih banyak para penghapal Al-Qur’an, seperti Khulafaur Rasyidin, Abdullah Ibn Mas’ud, Salim bekas budak Abu Hudzaifah, Ubay Ibn Ka’ab, Mu’adz Ibn Jabal, Zaid Ibn Tsabit dan Abu Darda Radhiyallahu ‘anhum.

Tahap Kedua
Pada zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu tahun dua belas Hijriyah. Penyebabnya adalah : Pada perang Yamamah banyak dari kalangan Al-Qurra’ yang terbunuh, di antaranya Salim bekas budak Abu Hudzaifah ; salah seorang yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengambil pelajaran Al-Qur’an darinya.

Maka Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu memerintahkan untuk mengumpulkan Al-Qur’an agar tidak hilang. Dalam kitab Shahih Bukahri [2] disebutkan, bahwa Umar Ibn Khaththab mengemukakan pandangan tersebut kepada Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu setelah selesainya perang Yamamah. Abu Bakar tidak mau melakukannya karena takut dosa, sehingga Umar terus-menerus mengemukakan pandangannya sampai Allah Subhanahu wa Ta’ala membukakan pintu hati Abu Bakar untuk hal itu, dia lalu memanggil Zaid Ibn Tsabit Radhiyallahu ‘anhu, di samping Abu Bakar bediri Umar, Abu Bakar mengatakan kepada Zaid : “Sesunguhnya engkau adalah seorang yang masih muda dan berakal cemrerlang, kami tidak meragukannmu, engkau dulu pernah menulis wahyu untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sekarang carilah Al-Qur’an dan kumpulkanlah!”, Zaid berkata : “Maka akupun mencari dan mengumpulkan Al-Qur’an dari pelepah kurma, permukaan batu cadas dan dari hafalan orang-orang. Mushaf tersebut berada di tangan Abu Bakar hingga dia wafat, kemudian dipegang oleh Umar hingga wafatnya, dan kemudian di pegang oleh Hafsah Binti Umar Radhiyallahu ‘anhuma. Diriwayatkan oleh Bukhari secara panjang lebar.

Kaum muslimin saat itu seluruhnya sepakat dengan apa yang dilakukan oleh Abu Bakar, mereka menganggap perbuatannya itu sebagai nilai positif dan keutamaan bagi Abu Bakar, sampai Ali Ibn Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu mengatakan : “Orang yang paling besar pahalanya pada mushaf Al-Qur’an adalah Abu Bakar, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi rahmat kepada Abu Bakar karena, dialah orang yang pertama kali mengumpulkan Kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tahap Ketiga
Pada zaman Amirul Mukminin Utsman Ibn Affan Radhiyallahu ‘anhu pada tahun dua puluh lima Hijriyah. Sebabnya adalah perbedaan kaum muslimin pada dialek bacaan Al-Qur’an sesuai dengan perbedaan mushaf-mushaf yang berada di tangan para sahabat Radhiyallahu ‘anhum. Hal itu dikhawatirkan akan menjadi fitnah, maka Utsman Radhiyallahu ‘anhu memerintahkan untuk mengumpulkan mushaf-mushaf tersebut menjadi satu mushaf sehingga kaum muslimin tidak berbeda bacaannya kemudian bertengkar pada Kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala dan akhirnya berpecah belah.

Dalam kitab Shahih Bukhari [3] disebutkan, bahwasanya Hudzaifah Ibnu Yaman Radhiyallahu ‘anhu datang menghadap Utsman Ibn Affan Radhiyallahu ‘anhu dari perang pembebasan Armenia dan Azerbaijan. Dia khawatir melihat perbedaaan mereka pada dialek bacaan Al-Qur’an, dia katakan : “Wahai Amirul Mukminin, selamtakanlah umat ini sebelum mereka berpecah belah pada Kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti perpecahan kaum Yahudi dan Nasrani!” Utsman lalu mengutus seseorang kepada Hafsah Radhiyallahu ‘anhuma : “Kirimkan kepada kami mushaf yang engkau pegang agar kami gantikan mushaf-mushaf yang ada dengannya kemudian akan kami kembalikan kepadamu!”, Hafshah lalu mengirimkan mushaf tersebut.

Kemudian Utsman memerintahkan Zaid Ibn Tsabit, Abdullah Ibn Az-Zubair, Sa’id Ibnul Ash dan Abdurrahman Ibnul Harits Ibn Hisyam Radhiyallahu ‘anhum untuk menuliskannya kembali dan memperbanyaknya. Zaid Ibn Tsabit berasal dari kaum Anshar sementara tiga orang yang lain berasal dari Quraisy. Utsman mengatakan kepada ketiganya : “Jika kalian berbeda bacaan dengan Zaid Ibn Tsabit pada sebagian ayat Al-Qur’an, maka tuliskanlah dengan dialek Quraisy, karena Al-Qur’an diturunkan dengan dialek tersebut!”, merekapun lalu mengerjakannya dan setelah selesai, Utsman mengembalikan mushaf itu kepada Hafshah dan mengirimkan hasil pekerjaan tersebut ke seluruh penjuru negeri Islam serta memerintahkan untuk membakar naskah mushaf Al-Qur’an selainnya.

Utsman Radhiyallahu ‘anhu melakukan hal ini setelah meminta pendapat kepada para sahabat Radhiyalahu ‘anhum yang lain sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Dawud [4] dari Ali Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya dia mengatakan : “Demi Allah, tidaklah seseorang melakukan apa yang dilakukan pada mushaf-mushaf Al-Qur’an selain harus meminta pendapat kami semuanya”, Utsman mengatakan : “Aku berpendapat sebaiknya kita mengumpulkan manusia hanya pada satu Mushaf saja sehingga tidak terjadi perpecahan dan perbedaan”. Kami menjawab : “Alangkah baiknya pendapatmu itu”.

Mush’ab Ibn Sa’ad [5] mengatakan : “Aku melihat orang banyak ketika Utsman membakah mushaf-mushaf yang ada, merekapun keheranan melihatnya”, atau dia katakan : “Tidak ada seorangpun dari mereka yang mengingkarinya, hal itu adalah termasuk nilai positif bagi Amirul Mukminin Utsman Ibn Affan Radhiyallahu ‘anhu yang disepakati oleh kaum muslimin seluruhnya. Hal itu adalah penyempurnaan dari pengumpulan yang dilakukan Khalifah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu.

Perbedaan antara pengumpulan yang dilakukan Utsman dan pengumpulan yang dilakukan Abu Bakar Radhiyallahu anhuma adalah : Tujuan dari pengumpulan Al-Qur’an di zaman Abu Bakar adalah menuliskan dan mengumpulkan keseluruhan ayat-ayat Al-Qur’an dalam satu mushaf agar tidak tercecer dan tidak hilang tanpa membawa kaum muslimin untuk bersatu pada satu mushaf ; hal itu dikarenakan belih terlihat pengaruh dari perbedaan dialek bacaan yang mengharuskannya membawa mereka untuk bersatu pada satu mushaf Al-Qur’an saja.

Sedangkan tujuan dari pengumpulan Al-Qur’an di zaman Utsman Radhiyallahu ‘anhu adalah : Mengumpulkan dan menuliskan Al-Qur’an dalam satu mushaf dengan satu dialek bacaan dan membawa kaum muslimin untuk bersatu pada satu mushaf Al-Qur’an karena timbulnya pengaruh yang mengkhawatirkan pada perbedaan dialek bacaan Al-Qur’an.

Hasil yang didapatkan dari pengumpulan ini terlihat dengan timbulnya kemaslahatan yang besar di tengah-tengah kaum muslimin, di antaranya : Persatuan dan kesatuan, kesepakatan bersama dan saling berkasih sayang. Kemudian mudharat yang besarpun bisa dihindari yang di antaranya adalah : Perpecahan umat, perbedaan keyakinan, tersebar luasnya kebencian dan permusuhan.

Mushaf Al-Qur’an tetap seperti itu sampai sekarang dan disepakati oleh seluruh kaum muslimin serta diriwayatkan secara Mutawatir. Dipelajari oleh anak-anak dari orang dewasa, tidak bisa dipermainkan oleh tangan-tangan kotor para perusak dan tidak sampai tersentuh oleh hawa nafsu orang-orang yang menyeleweng.

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala Tuhan langit, Tuhan bumi dan Tuhan sekalian alam.

[Disalin dari kitab Ushuulun Fie At-Tafsir edisi Indonesia Belajar Mudah Ilmu Tafsir oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Penerbit Pustaka As-Sunnah, Penerjemah Farid Qurusy]
__________
Foote Note
[1]. Diriwayatkan oleh Bukhari, Kitab Al-Jihad, Bab Al-Aunu Bil Madad, hadits nomor 3064
[2]. Diriwayatkan oleh Bukhari, Kitab At-Tafsir, Bab Qauluhu Ta’ala : Laqad jaa’akum Rasuulun Min Anfusikum Aziizun Alaihi Maa Anittum … al-ayat
[3]. Diriwayatkan oleh Bukhari, Kitab Fadhaailul Qur’an, Bab Jam’ul Qur’an, hadits nomor 4978
[4]. Diriwayatkan oleh Al-Khatib dalam Kitabnya Al-Fashl Lil Washl Al-Mudraj, jilid : 2 halaman 954, dalam sanadnya terdapat rawi bernama Muhammad Ibn Abban Al-Ju’fi (Al-Ilal karya Ad-Daruquthni, jilid 3, halaman 229-230), Ibn Ma’in mengatakan : “Dia dha’if (Al-Jarhu wat Ta’dil karya Ar-Razi, jilid 7 halam 200.
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab Al-Mashaahif halaman 22
[5]. Diriwayatklan oleh Abu Dawud dalam Kitab Al-Mashaahif, Hal. 12

Kamis, 01 Desember 2011

Tentang BBQ


Segala puji bagi Alloh SWT, Rabb semesta alam, yang dengan segala nikmat dan karunia-Nyalah kita dapat melakukan segala aktivitas. Karena-Nya pula, sampai hari ini kita masih diberikan kekuatan untuk menjalankan segala perintah-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah tercurah kepada nabi Muhammad SAW, guru bagi umat manusia, yang mengajak kita kepada kebenaran dan mengajari kita tentang pentingnya sebuah motivasi. Hingga hari ini motivasinya masih menginspirasi kehidupan kita.

Imam syahid Hasan Al-Banna dalam kitabnya menyebutkan bahwa “Dalam dakwah ini yang dituntut adalah pengorbanan bukan pemanfaatan”.  Artinya, beliau berpesan bahwa dakwah menuntut kepada semua pelakunya untuk merelakan semua yang dimilikinya dan apa yang dicintainya untuk kepentingan dakwah. Bukan sebaliknya, mengambil manfaat atau memanfaatkan dakwah untuk kepentingan sesaat.

Dakwah tidak akan diterima oleh para objek dakwah tatkala dakwah tidak dikelola dengan baik. Performance dakwah tidak pernah dari hari kehari padahal situasi dan kondisi senantiasi menuntut para pelaku dakwah untuk terus melakukan gerakan dan berkreativitas yang akktif di tengah maraknya pengaruh-pengaruh luar yang menjerumuskan ke dalam kebatilan.

Sarana dan prasarana yang menunjang para aktivis dakwah harus senatiasa dilengkapi, karena medan dakwah senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, media dakwahdakwah harus sesuai dengan perkembangan yang sangat dinamis, dan kompleks, sehingga tujuan dan targetan dakwah tercapai sesuai dengan planingnya.

UKM KM3 sebagai salah satu UKM yang bergerak dibidang dakwah kususnya di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Metro, berkomitmen untuk melakukan pengajaran dalam pemahaman ajaran islam dan memberikan pengajaran dalam membaca Al-Quran kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Metro sebagai penerus generasi umat islam. Sarana dan prasarana pendukung untuk dapat melaksanakan kegiatan dakwah tersebut sangat dibutuhkan agar dapat memberikan motivasi kepada kader dakwah agar mereka lebih semangat dalam menegakkan islam di muka bumi.

Landasan
1.       Firman Alloh SWT dalam Al-Qur’an Surat Ali ‘Imron ayat 104

Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
2.       Hadist
Rosululloh SAW bersabda: “Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Muslim)
Tujuan
-          Turut membantu pihak Universitas yang berupaya melahirkan mahasiswa yang mampu mengenal islam secara kaffah (menyeluruh) dan menjadi sarjana yang muslim.
-          Melancarkan kegiatan BBQ
-          Memotivasi para mentor (pembimbing BBQ)